sesungguhnyaAllah akan mengangkat derajat orang - orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. maka wahai saudara2 cari ilmu walau sampai ke negeri cina, dan carilah ilmu sampai liang lahat. jadi belajar tak mengenal usia dan waktu.
utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi menjelaskan tentang menuntut ilmu mulai dari buaian sampai dengan liang lahat. Jadi اطلب العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ artinya adalah tuntutlah ilmu dari ayunan buaian sampai liang lahat. – assalaamu’alaikum, maksud dari tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat adalah hendaklah untuk menuntut ilmu sepanjang hayat. Atau dengan kata lain karena pentingnya ilmu maka perlu mencarinya sedini mungkin sampai dengan ajal datang. hadits utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi diriwayatkan oleh siapa? Nah ini yang perlu diluruskan. Bahwasanya kalimat frasa kata mahfudzot Arab ini memang sekedar hanya sebuah ungkapan kata mutiara. Bukanlah hadits yang berasal dari Nabi Muhammad saw. sehingga jika anda mencari siapakah yang meriwayatkannya maka jawabannya tidak ada. Karena bukan hadits Nabi. Tulisan Arab berharakat dan huruf Arab Gundul beserta artinya perkata Berikut ini kami tuliskan dalam teks Arab uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi in arabic text writing baik berharakat lengkap beserta syakalnya dan dalam versi Arab gundul alias tidak ada fathah dhammah kasrahnya. Yang pertama untuk teks arab gundulnya adalah; اطلبوا العلم من المهد إلى اللحد Adapun dalam versi lengkapnya untuk memudahkan membaca sebagai berkut; اُطْلُبُوْا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ Sedangkan arti mufrodat perkata mahfudzot ini adalah; Bahasa ArabIndnesiaTulisanUtlubuCarilah/tuntutlahاُطْلُبُواAl-ilmaIlmuالعِلْمَMinDariمِنَAl mahdiBuaian/ayunanالمَهْدِIlaSampaiإِلَىAl lahdiLiang lahatاللَّحْدِ Ada yang memakai kata uthlubul ilma, adapula yang menggunakan utlubil ilma. Sebenarnya sama saja, untuk kata kerja uthlubu merupakan perintah untuk beberapa orang alias jama’ Sedangkan kata uthlubi-l ilma merupakan perintah kepada satu orang saja alias mufrod, begitulah bedanya. berikut adalah gambar kaligrafi utlubil ilma minal mahdi ilal lahdi yang bisa menjadi DP WA sampean atau menjadi status whatsapp saat sedang semangat menambah ilmu pengetahuan. tulisan arab utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi Tidak peduli seberapa muda sampean atau seberapa matang umur anda, berdasarkan mahfudzot ini maka mencari ilmu kudu semangat. Berikut beberapa gambar teks arab yang saya coba buat sebagai gambar display picture whatsapp maupun status story line pada WA sampean. Selamat menikmati. kaligrafi uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi Nah begitu saja yang bisa saya haturkan kepada sampean, semoga menambah informasi mengenai kata mutiara bahasa Arab tentang pentingnya menuntut ilmu, dan akhirnya salam kenal & wassalaamu’alaikum. Read more articles
TUNTUTLAHILMU SAMPAI KE LIANG LAHAT - sabiltulen TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE LIANG LAHAT DEFINISI ILMU PENGETAHUAN Membicarakan masalah ilmu pengetahuan beserta definisinya ternyata tidak semudah 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID j79vMKE1wSRTEF9P1MYP7EFNLK3Fe0d3R51ep3Fb6ngjsVMovQhoMw==
Carilahilmu sejak dari buaian hingga liang lahat. Wahai saudaraku, Kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara, akan aku sampaikan rinciannya dengan jelas; 1) Kecerdasan, 2) Ketamaan (terhadap ilmu), 3) Kesungguhan, 4) Harta benda (sebagai bekal), 5) Bergaul dengan guru, 6) Waktu yang lama. Carilah ilmu walau sampai ke
اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ artinya adalah carilah ilmu semenjak dalam buaian sampai dengan liang lahat yang isi kandungannya adalah mencari ilmu itu tidak ada batasan usia semenjak baru lahir sampai dengan meninggal dunia, dan Tulisan Latin adalah uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi. – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, tulisan mahfudzot اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ dalam teks tulisannya latin yaitu utlubil ilma minal mahdi ilal lahdi yang mempunyai arti carilah ilmu semenjak buaian atau ayunan sampai dengan liang lahat atau dikubur alias meninggal dunia atau mati. Saya pribadi belum pernah menemukan hadits yang berbunyi seperti ini, yang ada adalah hadits yang bermakna atau tentang kewajiban menuntut ilmu bagi muslimin baik laki-laki maupun perempuan. Jadi ungkapan bahasa Arab uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi hanyalah berupa kata mutiara atau mahfudzot dalam Bahasa Arab. Bukan masuk dalam kategori hadits. Namun memiliki arti yang baik yaitu menuntut atau mencari ilmu itu semenjak mahdi yang artinya buaian atau ayunan alias sangat kecil sampai waktu yang tidak ada batasnya yaitu sampai dengan lahdi yang artinya yaitu liang lahat. Kalau isi kandungannnya ada beberapa hal yang bisa kita petik yaitu ilmu itu sangat penting sehingga belajar berlaku seumur hidup, mulai saat masih orok alias bayi atau saat dalam berada di buaian atau ayunan sampai dengan kematian menjemput yaitu ilal lahdi yang artinya sampai ke liang lahat. Untuk tulisan latin yaitu uthlubil ilma minal mahdi ilal lahdi. Uthlubil ilma artinya yaitu carilah ilmuMinal mahdi artinya dari buaian atau ayunanIlal lahdi artinya sampai ke liang lahat mati Demikianlah isi kandungan mahfudzot اطلب العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ beserta arti dan teks tulisan latin dan sedikit uraian penjelasannya. Selamat malam, salam kenal dan wassalamu’alaikum. Read more articles Carilahilmu dari kamu lahir sampai ke liang lahat, karena ilmu tidak bisa dibeli, jangan sia-sia kan waktumu. karena waktu bagaikan pedang, apabila kamu gagal memanfaatkan waktu yang ada maka kamu akan terpotong oleh nya. Dan di sini kami akan mengajarkan tentang adab terlebih dahulu. Karena ilmu tanpa adab bagaikan kepala tanpa tubuh 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID C7G3bEZNk2MKenOL6JKff8SGYobcs6y47uh237LsZ2_dIHWnxI8F9A==
Kewajibanmenuntut ilmu bagi setiap umat Islam itu berlaku sepanjang hayat atau dikenal dengan istilah long life education.Dalam hadi t s tersebut, Rasulullah memerintahkan untuk menuntut ilmu sejak masih dalam ayunan / buaian (ibu) sampai ke liang lahat (meninggal). Sehingga hanya kematianlah yang mampu menghentikan kewajiban seorang muslim dalam menuntut ilmu.
BERIKUT penjelasan tentang 2 status hadits tersebut1. Tuntutlah Ilmu dari Buaian Sampai Liang Lahad اطلبوا العلم من المهد الى اللحدSyaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah ulama hadits kontemporer, lahir tahun 1336 H dan wafat tahun 1417 H di kitab beliau Qimah az-Zaman inda al-Ulama hal 30 terbitan Maktab al-Mathbu’at al-Islamiyah, cetakan ke-10 menyatakanهذا الكلام طلب العلم من المهد الى اللحد ويحكى أيضا بصيغة اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ليس بحديث نبوي ، وإنما هو من كلام الناس ، فلا تجوز إضافته إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم كما يتناقله بعضهم ، إذ لا ينسب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا ما قاله أو فعله أو “Perkataan ini, yaitu menuntut ilmu dari buaian sampai ke liang lahad’, dan disampaikan juga dengan ungkapan tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahad’, bukanlah hadits Nabi. Ia hanyalah perkataan manusia biasa, dan tidak boleh menyandarkannya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Tidak ada yang boleh dinisbahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kecuali perkataan, perbuatan dan persetujuan beliau.”Diceritakan juga bahwa Syaikh Ibn Baz rahimahullah dalam sebuah kajian beliau pernah menyatakan status hadits ini, yaitu ليس له أصل, tidak ada asalnya. saya menemukan cerita ini di dan keduanya diakses pada tanggal 30 Januari 2012Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Markaz Fatwa situs Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah menyatakan bahwa ungkapan اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ini maknanya benar, namun yang tidak boleh adalah menisbahkannya kepada Nabi shallallahu alaihi wa Menuntut Ilmu itu Wajib bagi Setiap Muslim dan Muslimah طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمةHadits طلب العلم فريضة على كل مسلم, tanpa tambahan ومسلمة diriwayatkan melalui banyak jalur dan terdapat di banyak kitab, diantaranya dikeluarkan oleh Ibn Majah dalam Sunan-nya1/81, al-Bazzar dalam Musnad-nya1/164 13/240 14/45, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir 1/36 1/58, juga dikeluarkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath, al-Mu’jam al-Kabir dan Musnad asy-Syamiyin, dikeluarkan juga oleh al-Baihaqi dalam al-Madkhal ila as-Sunan al-Kubra hadits no. 325, 326 dan 329.Ulama berbeda pendapat tentang status hadits ini. Abu Abdirrahman al-Albani rahimahullah dalam kitab Shahih at-Targhib wa at-Tarhib 1/17 dan Shahih wa Dha’if Sunan Ibn Majah 1/296 menyatakan hadits ini shahih. Dalam kitab Shahih wa Dha’if Sunan Ibn Majah 1/296, al-Albani mengutip hadits dari Ibn Majahحدثنا هشام بن عمار حدثنا حفص بن سليمان حدثنا كثير بن شنظير عن محمد ابن سيرين عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ beliau berkomentar “shahih, tanpa tambahan وواضع العلم dan seterusnya, tambahan tersebut statusnya dha’if jiddan.”Imam Muhammad ibn Abdirrahman as-Sakhawi rahimahullah dalam kitab beliau al-Maqasid al-Hasanah 1/121 menyatakanحديث اطلبوا العلم ولو بالصين، فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم، البيهقي في الشعب، والخطيب في الرحلة وغيرها، وابن عبد البر في جامع العلم، والديلمي، كلهم من حديث أبي عاتكة طريف بن سلمان، وابن عبد البر وحده من حديث عبيد بن محمد عن ابن عيينة عن الزهري كلاهما عن أنس مرفوعا به، وهو ضعيف من الوجهين، بل قال ابن حبان إنه باطل لا أصل له، وذكره ابن الجوزي في الموضوعات، وستأتي الجملة الثانية في الطاء معزوة لابن ماجه وغيره مع بيان “Hadits tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim’ disebutkan oleh al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, al-Khathib dalam ar-Rihlah dan selainnya, Ibn Abdil Barr di Jami al-Ilm, dan ad-Dailami. Seluruhnya meriwayatkan dari Abi Atikah Tharib ibn Salman, dan Ibn Abdil Barr sendiri meriwayatkan dari Ubaid ibn Muhammad dari Ibn Uyainah dan az-Zuhri. Keduanya dari Anas secara marfu’. Dan ia dha’if dari dua sisi. Bahkan Ibn Hibban berkata sesungguhnya ia batil, tidak ada asalnya’. Dan ibn al-Jauzi juga menyebutkannya dalam al-Maudhu’at. Dan nanti akan ada lagi di pembahasan huruf tha’, dinisbahkan kepada Ibn Majah dan selainnya beserta penjelasan hukumnya.”Dalam kitab yang sama 1/440, as-Sakhawi menyatakanحديث طلب العلم فريضة على كل مسلم، ابن ماجه في سننه، وابن عبد البر في العلم له من حديث حفص بن سليمان عن كثير بن شنظير، عن محمد بن سيرين عن أنس به مرفوعا بزيادة وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب، وحفص ضعيف جدا، بل اتهمه بعضهم بالكذب “Hadits menuntut ilmu wajib atas setiap muslim’ disebutkan oleh Ibn Majah di Sunan-nya, Ibn Abdil Barr dalam al-Ilm dari hadits Hafsh ibn Sulaiman, dari Katsir ibn Syinzir, dari Muhammad ibn Sirin, dari Anas secara marfu’, dengan tambahan وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب. Dan Hafsh dha’if jiddan, bahkan dituduh berdusta dan memalsukan hadits.”As-Sakhawi 1/140 menjelaskan cukup panjang tentang hadits ini, bahwa ia juga diriwayatkan dari beberapa jalur lain, namun sebagian ulama mengatakan bahwa semua riwayat tersebut mengandung cacat, tidak bisa dijadikan hujjah. Hal ini misalnya disampaikan oleh Ibn Abdil Barr dan al-Bazzar sebagaimana dikutip oleh untuk tambahan kata ومسلمة, as-Sakhawi mengatakan bahwa tambahan tersebut tidak pernah disebutkan dalam jalur-jalur periwayatan yang disimpulkan, kata ومسلمة hanya tambahan dalam hadits yang tidak ada asalnya. Sedangkan hadits طلب العلم فريضة على كل مسلم tanpa tambahan ومسلمة diperselisihkan ulama keshahihannya. []Wallahu a’lam bish shawwab.
Mencariilmu itu wajib bagi setiap muslim ; Carilah ilmu sampai ke negeri Cina ; Carilah ilmu sejak buaian hingga liang lahat ; Para ulama itu adalah pewaris para nabi ; Pada hari kiamat ditimbanglah tinta ulama ; dgn darah syuhada, mk tinta ulama ; dilebihkan dr darah syuhada; 5 KRITERIA ILMU YANG BERGUNA. Dia dapat meningkatkan pengetahuannya
أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلىَ اللَّهْدِ Rasulullah SAW bersabda أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلىَ اللَّهْدِ “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat” Hadits tersebut menjadi dasar dari ungkapan “Long life education” atau pendidikan seumur hidup. Kehidupan didunia ini rupanya tidak sepi dari kegiatan belajar, sejak mulai lahir sampai hidup ini berakhir. Benar hadist Rasulullah Muhammad “Udlubul ilma mahdi illal lahdi”, menuntut ilmu sejak buaian sampai liang lahad. Menurut teman - teman apa maksudnya? karena hadist yang benar setahu saya kalimatnya adalah "tuntutlah Ilmu dari buaian sampai ke liang lahat" atau yg demikian, Tolong “tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”. Namun hadist ini tidak sempat menggugah perhatian umat islam untuk memprakarsainya menjadi word program hingga pada Begitu pula himmah untuk belajar, kewajiban belajar ada pada semua umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, mulai lahir hingga nafas berakhir. “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat” HR. Bukhori Dalam banyak kesempatan dan berbagai tempat, para ulama telah panjang lebar membicarakan tentang keabsahan hadits tersebut. Menurut banyak ulama, bahwa hadits tentang hal tersebut, -meski tidak diriwayatkan baik oleh Imam Al-Bukhary ataupun Imam Muslim- Meski sudah berusia 71 tahun, Mbah Im tetap rajin menimba ilmu. Ia terus berupaya mengamalkan sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW, "Utlubul 'ilmi minal mahdi ilal lahdi Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai [menjelang] liang lahat." .. Hadist. Dari Abi Nadhrah berkata "Kami sedang berada bersama Jabir bin Abdullah, rodhiyallahu 'anhuma, dia berkata. Rasuulullah Saw Bersabda "Hampir saja tidak boleh dibawa masuk ke negeri Iraq diboikot makanan sepotong roti-pun Menuntut Ilmu Wajib bagi Semua Mukmin dan Mukminah Tuntutlah Ilmu dari Buaian hingga ke Liang Lahat Ilmu itu bagaikan bintang-bintang yang gemerlapan Dalam sebuah hadis disebutkan, tuntutlah ilmu dari buaian sampai.. a. Usia dewasa c. Liang lahat b. Mendapatkan pekerjaan d. Sampai tua 25. Jika menginginkan kehidupan dunia dan akhirat, maka harus dengan .. a. Beribadah c. Ilmu Menuntut ilmu memang bukan kewajiban yang ditentukan waktunya seperti salat dan puasa, tapi justru merupakan kewajiban sepanjang hayat. Hadis Nabi Saw. menyebutkan, “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Wajarlah jika Rasulullah berkata, “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat“. Dengan terbiasa mengambil pelajaran dari seluruh kegiatan, kita bisa mendapatkan banyak keterampilan. Hal inilah yang bisa membuat kita lebih unggul modal keterampilan hidup tersebut kita akan siap menghadapi perubahan yang begitu cepat dalam dunia ini. Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan Al-Insyirah6. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat Al Hadits tajuk diatas, SirN telah memulakan mukadimah dengan kewajipan belajar kepada ibubapa bersesuai dengan hadis Nabi "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat" Fadhilat Ilmu. 1 Tiada sesuatu ibadah kepada Allah yang lebih utama drp memahami ilmu Di antara seorang 'alim dan 'abid spt kelebihanku dari orang yang paling rendah dari Long Integrated Education, Rasulullah SAW pada abad ketujuh telah menegaskan Uthlub al’ilma min al-mahdi ila al-lahdi tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.Di dalam Hadits mengatkan bahwa " TUNTUTLAH ILMU DARI BUAIAN SAMPAI LIANG LAHAT ". Atau yang dalam keseharian seprti, mencuci, mandi, bermain, dll. Semuanya ditunda dengan beragam alasan. Padahal sesungguhnya penundaan tanpa alasan artinya ”Tuntutlah ilmu oleh kalian mulai sejak di buaian hingga liang lahat”. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada “Tuntutlah Ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat,”. Demikian sabda Rasulullah. Karena itu, tidak seharusnya ada waktu yang kosong dari sentuhan Ilmu Dari Buaian Sampai Ke Liang Lahat Ir. Soekarno, New7Wonders of Nature, Al-Qur'an & Hadist Today, Di samping itu, Rasulullah SAW bersabda uthlubul'ilma minalmahdi ilal lakhdi yang artinya “tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Hadits tersebut menekankan betapa pentingnya seseorang belajar sedini mungkin. Artinya, pendidikan pada anak usia dini akan sangat membekas hingga anak dewasa. Pendidikan pada usia ini adalah peletak dasar bagi pendidikan anak selanjutnya. Keberhasilan pendidikan usia dini ini sangat berperan besar bagi keberhasilan anak di tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur al – hadist 4 aqidah 23 download kitab ulama 2 dzikir dan do Misalnya hadist berikut ini; “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim; carilah ilmu walaupun di negeri cina; carilah ilmu sejak dalam buaian hingga ke liang lahat; para ulama itu pewaris Nabi; pada hari kiamat ditimbanglah tinta ulama
Menuntutilmu hingga ke negeri yang jauh (cina) Dalam sebuah hadist dikatakan “uthlubul ilma wa lau bisshin” yang artinya “carilah ilmu sekalipun di negeri China”. 3. Menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Dalam hadist yang berbunyi “uthlubul ilma minal Mahdi ilallahdi” dikatakan bahwa menuntut ilmu itu dari buaian sampai ke liang lahat.
BERIKUT penjelasan tentang 2 status hadits tersebut 1. Tuntutlah Ilmu dari Buaian Sampai Liang Lahad اطلبوا العلم من المهد الى اللحد Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah ulama hadits kontemporer, lahir tahun 1336 H dan wafat tahun 1417 H di kitab beliau Qimah az-Zaman inda al-Ulama hal 30 terbitan Maktab al-Mathbu’at al-Islamiyah, cetakan ke-10 menyatakan هذا الكلام طلب العلم من المهد الى اللحد ويحكى أيضا بصيغة اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ليس بحديث نبوي ، وإنما هو من كلام الناس ، فلا تجوز إضافته إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم كما يتناقله بعضهم ، إذ لا ينسب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا ما قاله أو فعله أو أقره. Artinya “Perkataan ini, yaitu menuntut ilmu dari buaian sampai ke liang lahad’, dan disampaikan juga dengan ungkapan tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahad’, bukanlah hadits Nabi. Ia hanyalah perkataan manusia biasa, dan tidak boleh menyandarkannya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Tidak ada yang boleh dinisbahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kecuali perkataan, perbuatan dan persetujuan beliau.” Diceritakan juga bahwa Syaikh Ibn Baz rahimahullah dalam sebuah kajian beliau pernah menyatakan status hadits ini, yaitu ليس له أصل, tidak ada asalnya. saya menemukan cerita ini di dan keduanya diakses pada tanggal 30 Januari 2012 Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Markaz Fatwa situs diakses pada tanggal 30 Januari 2012 Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah menyatakan bahwa ungkapan اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ini maknanya benar, namun yang tidak boleh adalah menisbahkannya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. 2. Menuntut Ilmu itu Wajib bagi Setiap Muslim dan Muslimah طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة Hadits طلب العلم فريضة على كل مسلم, tanpa tambahan ومسلمة diriwayatkan melalui banyak jalur dan terdapat di banyak kitab, diantaranya dikeluarkan oleh Ibn Majah dalam Sunan-nya1/81, al-Bazzar dalam Musnad-nya1/164 13/240 14/45, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir 1/36 1/58, juga dikeluarkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath, al-Mu’jam al-Kabir dan Musnad asy-Syamiyin, dikeluarkan juga oleh al-Baihaqi dalam al-Madkhal ila as-Sunan al-Kubra hadits no. 325, 326 dan 329. Ulama berbeda pendapat tentang status hadits ini. Abu Abdirrahman al-Albani rahimahullah dalam kitab Shahih at-Targhib wa at-Tarhib 1/17 dan Shahih wa Dha’if Sunan Ibn Majah 1/296 menyatakan hadits ini shahih. Dalam kitab Shahih wa Dha’if Sunan Ibn Majah 1/296, al-Albani mengutip hadits dari Ibn Majah حدثنا هشام بن عمار حدثنا حفص بن سليمان حدثنا كثير بن شنظير عن محمد ابن سيرين عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب. Kemudian beliau berkomentar “shahih, tanpa tambahan وواضع العلم dan seterusnya, tambahan tersebut statusnya dha’if jiddan.” Imam Muhammad ibn Abdirrahman as-Sakhawi rahimahullah dalam kitab beliau al-Maqasid al-Hasanah 1/121 menyatakan حديث اطلبوا العلم ولو بالصين، فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم، البيهقي في الشعب، والخطيب في الرحلة وغيرها، وابن عبد البر في جامع العلم، والديلمي، كلهم من حديث أبي عاتكة طريف بن سلمان، وابن عبد البر وحده من حديث عبيد بن محمد عن ابن عيينة عن الزهري كلاهما عن أنس مرفوعا به، وهو ضعيف من الوجهين، بل قال ابن حبان إنه باطل لا أصل له، وذكره ابن الجوزي في الموضوعات، وستأتي الجملة الثانية في الطاء معزوة لابن ماجه وغيره مع بيان حكمها. Artinya “Hadits tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim’ disebutkan oleh al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, al-Khathib dalam ar-Rihlah dan selainnya, Ibn Abdil Barr di Jami al-Ilm, dan ad-Dailami. Seluruhnya meriwayatkan dari Abi Atikah Tharib ibn Salman, dan Ibn Abdil Barr sendiri meriwayatkan dari Ubaid ibn Muhammad dari Ibn Uyainah dan az-Zuhri. Keduanya dari Anas secara marfu’. Dan ia dha’if dari dua sisi. Bahkan Ibn Hibban berkata sesungguhnya ia batil, tidak ada asalnya’. Dan ibn al-Jauzi juga menyebutkannya dalam al-Maudhu’at. Dan nanti akan ada lagi di pembahasan huruf tha’, dinisbahkan kepada Ibn Majah dan selainnya beserta penjelasan hukumnya.” Dalam kitab yang sama 1/440, as-Sakhawi menyatakan حديث طلب العلم فريضة على كل مسلم، ابن ماجه في سننه، وابن عبد البر في العلم له من حديث حفص بن سليمان عن كثير بن شنظير، عن محمد بن سيرين عن أنس به مرفوعا بزيادة وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب، وحفص ضعيف جدا، بل اتهمه بعضهم بالكذب والوضع. Artinya “Hadits menuntut ilmu wajib atas setiap muslim’ disebutkan oleh Ibn Majah di Sunan-nya, Ibn Abdil Barr dalam al-Ilm dari hadits Hafsh ibn Sulaiman, dari Katsir ibn Syinzir, dari Muhammad ibn Sirin, dari Anas secara marfu’, dengan tambahan وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب. Dan Hafsh dha’if jiddan, bahkan dituduh berdusta dan memalsukan hadits.” As-Sakhawi 1/140 menjelaskan cukup panjang tentang hadits ini, bahwa ia juga diriwayatkan dari beberapa jalur lain, namun sebagian ulama mengatakan bahwa semua riwayat tersebut mengandung cacat, tidak bisa dijadikan hujjah. Hal ini misalnya disampaikan oleh Ibn Abdil Barr dan al-Bazzar sebagaimana dikutip oleh as-Sakhawi. Sedangkan untuk tambahan kata ومسلمة, as-Sakhawi mengatakan bahwa tambahan tersebut tidak pernah disebutkan dalam jalur-jalur periwayatan yang ada. Bisa disimpulkan, kata ومسلمة hanya tambahan dalam hadits yang tidak ada asalnya. Sedangkan hadits طلب العلم فريضة على كل مسلم tanpa tambahan ومسلمة diperselisihkan ulama keshahihannya. [] Wallahu a’lam bish shawwab. Web Facebook Muhammad Abduh Negara III
Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(HR. Muslim) Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR Muslim) Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu
Edit Mencari ilmu Cabang iman 17-20, disebutkan dalam bait syair وَاطْلُبْ لِعِلْمٍ ثُمَّ لَقِّـنْهُ الْوَرَى * عَظِّمْ كَلاَمَ الرَّبِّ وَاطْهُر تُعْصَمُ Carilah ilmu, ajarkan kepada manusia; agungkanlah kalam Tuhanmu dan bersucilah, pasti engkau terjaga dari bencana. IndeksMencari ilmu Menyebarkan ilmu agama Mengagungkan dan menghormati al-Quran Bersuci Mencari ilmu Sabda Rasulullah saw riwayat dari Abdullah bin Mas'ud مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ يَنْتَفِعُ بِهِ فِى آخِرَتِهِ وَدُنْيَاهُ كَانَ خَيْرًا لَهُ مِنْ عُمْرِ الدُّنْيَا سَبْعَةَ آلاَفِ سَنَةٍ صِيَامَ نَهَارِهَا وَقِيَامَ لَيَالِيْهَا مَقْبُوْلاً غَيْرَ مَرْدُوْدٍ Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu yang dia dapat memperoleh manfaat dunia akhirat, maka hal itu lebih baik baginya dari pada umur dunia tahun yang dipergunakan puasa pada siang hari dan salat pada malam hari dalam keadaan diterima, tidak ditolak. Dari Mu'adz bin Jabal katanya Rasulullah saw bersabda تَعَلَّمُوْا الْعِلْمَ فَاِنَّ تَعَلُّمَهُ ِللهِ حَسَنَةٌ وَدِرَاسَتَهُ تَسْبِيْحٌ وَالْبَحْثَ عَنْهُ جِهَادٌ وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ وَتَعْلِيْمَهُ صَدَقَةٌ وَبَذْلَهُ ِلاَهْلِهِ قُرْبَةٌ وَالْفِكْرَ فِى الْعِلْمِ يَعْدِلُ الصِّيَامَ وَمُذَاكَرَتَهُ تَعْدِلُ الْقِيَامَ Pelajarilah ilmu, sebab mempelajari ilmu karena Allah adalah kebaikan, mendaras ilmu sama dengan bertasbih, membahas ilmu sama dengan berjuang, mencari ilmu adalah ibadah, mengajarkan ilmu adalah sedekah, memberikan ilmu kepada yang memerlukan adalah pendekatan diri kepada Allah, memikirkan ilmu sebanding dengan pahala puasa dan memusyawarahkan ilmu sebanding pahala salat malam. Rasulullah saw bersabda اُطْلُبِ الْعِلْمَ وَلَوْ كَانَ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ بَحْرٌ مِنَ النَّارِ Tuntutlah ilmu, meskipun di antara kamu dan ilmu terbentang lautan api. Sabda Rasulullah saw اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat. Mempelajari ilmu adalah wajib setiap saat dan keadaan. Sebagian dari para ulama salaf ulama dahulu berpendapat bahwa ilmu ada empat macam Ilmu untuk membetulkan amalan agama. Ilmu kedokteran untuk menyehatkan badan. Ilmu falak untuk menentukan waktu salat. Ilmu nahwu untuk membetulkan bacaan. Ilmu dapat dihasilkan dengan dua cara Usaha, yaitu ilmu yang dapat diperoleh dengan jalan belajar dan membaca secara terus menerus. Mendengarkan, yaitu belajar dari para ulama dengan mendengarkan permasalahan agama dan dunia. Hal ini tidak dapat berhasil kecuali dengan mencintai para ulama, bergaul dengan mereka, menghadiri majlis-majlis taklim mereka dan meminta penjelasan dari mereka. Orang yang menuntut ilmu wajib berniat dalam usaha menghasilkan ilmu tersebut mencari keridlaan Allah, mencari kebahagiaan akhirat, menghilangkan kebodohan dirinya dan semua orang yang bodoh, menghidupkan agama, mengabadikan agama dengan ilmu, dan mensyukuri kenikmatan akal dan kesehatan badan Ia tak boleh berniat agar manusia menghadap kepadanya, mencari kesenangan dunia dan kemuliaan di depan pejabat dsb. Menyebarkan ilmu agama Nabi Muhammad saw bersabda لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الْغَائِبَ Hendaklah orang yang hadir di antara kamu sekalian menyampaikan kepada orang yang tidak hadir. Wajib bagi seseorang yang mendengarkan untuk menyampaikan segala sesuatu yang didengarkan kepada orang yang tidak hadir. Hadits ini ditujukan kepada para sahabat dan orang-orang sesudah mereka sampai hari kiamat. Jadi wajib bagi seseorang yang memiliki ahli ilmu untuk bertabligh. Setiap orang yang mengetahui satu masalah adalah ahli ilmu dalam masalah tersebut. Setiap orang awam yang mengetahui syarat salat, wajib mengajarkan kepada orang lain. Jika ia tidak mau mengajarkan, maka ia bersekutu dalam dosa dengan orang yang belum mengetahuinya. Pada setiap masjid dan tempat wajib ada seorang ahli agama yang mengajar kepada manusia dan memberikan pemahaman kepada mereka mengenai masalah-masalah agama. Demikian juga halnya di setiap desa. Setiap ahli agama setelah selesai melaksanakan fardlu 'ain, yaitu mengajar di daerahnya sendiri, melakukan fardlu kifayah, yaitu keluar ke daerah yang berdekatan dengan daerahnya, untuk mengajarkan agama dan kewajiban syariat kepada penduduk desa tersebut. Ahli agama tersebut wajib membawa bekal untuk dimakan sendiri, dan tidak boleh ikut makan makanan orang yang diajar. Jika sudah ada salah seorang yang menunaikan kewajiban ini, maka gugurlah dosa dari para ahli ilmu yang lain. Jika tidak ada sama sekali orang yang menunaikan kewajiban ini, maka dosanya akan menimpa semua orang. Orang yang alim berdosa karena keteledorannya tidak mau pergi ke daerah tersebut; sedangkan orang yang bodoh berdosa karena keteledorannya dalam meninggalkan menuntut ilmu. Ini adalah pendapat Syeikh Ahmad as-Suhaimi yang dinukil oleh Imam al-Ghozali. Ada 3 tanda bagi orang alim yang ingin mencari kebahagiaan akhirat Ia tidak mencari kesenangan dunia dengan ilmunya. Kesibukannya dalam ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat, sehingga ia memperhatikan ilmu yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki batin dan hatinya. Ia menyandarkan ilmunya pada taklid mengikuti kepada Pemilik Syariat, Nabi Muhammad saw, dalam ucapan dan perbuatannya. Tanda orang yang tidak mencari kesenangan dunia dengan ilmunya ada lima Ucapannya tidak menyalahi perbuatannya, sehingga ia menjadi orang yang pertama kali melakukan perintah dan meninggalkan larangan. Ia memperhatikan ilmu menurut kadar kemampuannya, dan senang kepada ketaatan serta menjauhi ilmu yang memperbanyak perdebatan. Ia menjauhi kemewahan dalam makanan, tempat tinggal, perkakas rumah tangga dan pakaian. Ia menahan diri dari mempergauli para pejabat, kecuali untuk memberi nasihat kepadanya atau untuk menolak kedlaliman, atau untuk memberikan pertolongan dalam hal yang diridlai oleh Allah Ta'ala. Ia tidak cepat-cepat memberikan fatwa kepada orang yang bertanya, tetapi mengatakan "Tanyakan kepada orang yang ahli memberi fatwa!", karena kehati-hatiannya. Ia mencegah diri dari berijtihad dalam sesuatu masalah, jika masalah tersebut tidak jelas bagi dirinya. Bahkan ia mengatakan "Saya tidak tahu!" apabila ijtihad tersebut tidak mudah baginya. Mengagungkan dan menghormati al-Quran Mengagungkan dan menghormati Al-Quran harus dilakukan dengan jalan Membacanya dalam keadaan suci. Tidak menyentuhnya kecuali dalam keadaan suci. Bersikat gigi pada waktu ingin membacanya. Duduk dengan lurus dan tidak boleh bertelekan pada waktu membaca al-Quran selain dalam salat. Memakai pakaian yang bagus, karena orang yang membaca al-Quran pada hakekatnya beraudiensi dengan Tuhannya. Menghadap kiblat pada waktu membaca al-Quran. Berkumur setiap kali berdahak. Berhenti membaca al-Quran pada waktu menguap angop = Jw. Membaca al-Quran dengan serius bersungguh-sungguh dan tartil. Membaca setiap huruf dengan benar. Tidak meninggalkan al-Quran dalam keadaan terbuka pada waktu meletakkannya. Tidak meletakkan sesuatu di atas al-Quran, sehingga mushaf al-Quran selamanya berada di atas segalanya. Meletakkan mushaf Al-Quran di pangkuannya atau di atas sesuatu di mukanya dan jangan meletakkannya di atas lantai ketika membacanya. Tidak menghapus tulisan al-Quran dengan ludah, tetapi harus dengan air. Tidak mempergunakan mushaf yang telah rusak dan kertasnya telah rapuh, agar mushaf tetap utuh dan tidak menyia-nyiakannya. Tidak membaca al-Quran di pasar, tempat keramaian, dan tempat pertemuan orang-orang bodoh. Tidak membuang basuhan tulisan al-Quran untuk berobat di tempat sampah, tempat najis, atau tempat yang diinjak-injak, tetapi harus dibuang di tempat yang tidak diinjak oleh orang, atau menggali lubang di tempat yang suci dan menyiram badannya di lubang tersebut, lalu lubang tersebut ditutup kembali, atau menyiram badannya di sungai yang besar, sehingga airnya mengalir bercampur dengan air sungai. Menyebut nama Allah membaca basmalah pada waktu menulis al-Quran atau meminum tulisan al-Quran dan mengagungkan niat dalam hal tersebut, karena Allah akan memberinya menurut kadar niatnya. Bersuci Dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 6 Allah swt berfirman يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلاَةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُؤُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْا وَاِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى اَوْ عَلَى سَفَرٍ اَوْ جَاءَ اَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ اَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَآءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيْدُ اللّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلكِنْ يُرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai dengan mata kaki. Jika kamu junub, mandilah. Jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air WC atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik bersih; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia ingin membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Rasulullah saw bersabda اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ Bersuci itu separuh dari iman. Menurut Syeikh Suhaimi hadits ini berarti bahwa berwudlu lahir batin dilihat dari pahalanya adalah separoh dari iman. Syeikh Hatim al-Asham berkata kepada 'Ashim bin Yusuf "Apabila waktu salat telah datang, berwudlulah engkau dengan dua wudlu, yaitu wudlu lahir dan batin!" 'Ashim bin Yusuf berkata "Bagaimana wudlu tersebut?" Syeikh Hatim al-Asham berkata "Wudlu lahir sudah engkau ketahui. Sedangkan wudlu batin ialah dengan bertaubat, menyesali perbuatan dosa, meninggalkan perasaan dendam, menipu, keragu-raguan, kesombongan, dan meninggalkan kesenangan kepada penampilan dunia, pujian manusia, dan politik praktis. Sahabat 'Umar bin Khattab berkata "Wudlu yang bagus dapat menolak kejahatan syaithan dari Anda".
lUbN.
  • hvyho87o6a.pages.dev/112
  • hvyho87o6a.pages.dev/281
  • hvyho87o6a.pages.dev/198
  • hvyho87o6a.pages.dev/148
  • hvyho87o6a.pages.dev/325
  • hvyho87o6a.pages.dev/56
  • hvyho87o6a.pages.dev/188
  • hvyho87o6a.pages.dev/23
  • carilah ilmu sampai ke liang lahat